Senin, 05 Maret 2012

K4tiOn - 4niOn


Analisis Kation
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion.
Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.


Kelompok ion-ion tersebut adalah :
  • golongan I : menghasilkan endapan klorida
  • golongan II : menghasilkan endapan garam sulfide
  • golongan III : menghasilkan endapan hidroksida
  • golongan IV : menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida
  • golongan V : menghasilkan endapan karbonat
  • golongan sisa (VI)
  
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.  Analisis kualitatif untuk mengetahui ada atau tidak adanya suatu zat dalam suatu larutan yang tercampurkan.  Tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur.

Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. (Underwood, 1986)

Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia.(Vogel, 1990)

Golongan-golongan kation memiliki ciri khas, yaitu:
  • golongan I : membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
  • golongan II : membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II),tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
  • golongan III : membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, alumunium, seng, mangan, dan kobalt.
  • golongan IV : membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
  • golongan V : disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hydrogen (Vogel, 1990).

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya.
Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).

 
Analisis Anion
Kemungkinan adanya Anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu Percobaan Analisis Kation.
Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya.  Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.
Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi  anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation.  Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini. (Vogel, 1985)

Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah :
  • Zat kimia kualitas teknis
  • Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P
  • Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan oleh United States Pharmacopoeia 

Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan:
  • Uji sulfat
  • Uji untuk zat pereduksi
  • Uji untuk zat pengoksidasi
  • Uji dengan larutan perak nitrat
  • Uji dengan larutan Kalsium klorida 
  • Uji dengan larutan besi (III) klorida. (Vogel, 1985)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar