Selasa, 13 Maret 2012

tiTR45i

Ada 2 cara dalam menentukan konsentrasi (kemolaran) suatu larutan, yaitu :
1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, yaitu dengan menimbang zat secara tepat menggunakan peralatan yang akurat.
2. Menggunakan perkiraan jumlah zat yang terlarut dan perkiraan jumlah zat pelarut, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode titrasi.

Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar dalam suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya.

Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut Analit atau Titran.
Biasanya diletakan didalam Erlenmeyer.

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut Titer atau Larutan Standar.
Biasanya diletakan didalam Buret.

Peralatan yang digunakan saat praktikum Titrasi :
1. Buret
Fungsi : Untuk Mentitrasi larutan dan mengukur volume


2. Erlenmeyer
Fungsi : Mentitrasi larutan


3. Pipet Tetes
Fungsi : Memipet larutan


4. Pipet Volume
Fungsi : Memipet larutan dengan volume tertentu


5. Statif
Fungsi : Untuk Menjepit Buret agar lurus dan diam



6. Labu Ukur
Fungsi : Membuat larutan baku


7. Karet penghisap
Fungsi : Memompa pemipetan larutan yang berbahaya

Larutan standar/larutan baku adalah larutan yang disiapkan dengan cara ditimbang secara akurat dengan zat yang memiliki kemurnian yang tinggi dan melarutkannya dengan pelarut didalam labu ukur.
 Syarat larutan standar :
  • Mempunyai kemurnian yang tinggi
  • Tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang
  • Larutan harus stabil
  • Mempunyai rumus molekul yang pasti
  • Mempunyai Berat Ekuivalen (BE) yang tinggi
 Larutan Standar/larutan baku terdiri dari larutan baku primer dan larutan baku sekunder.

1. Larutan baku primer adalah larutan yang konsentrasi/kadar diketahui melalui proses perhitungan.
Syarat larutan baku primer :
  • 100% Murni
  • Mudah diperoleh
  • Memenuhi persyaratan titrasi
  • Senyawanya stabil pada suhu kamar atau dilakukan pada waktu proses pemanasan, serta biasanya standar primer dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang. 
2. Larutan baku sekunder adalah larutan dengan konsentrasi tertentu, kemudian mentitrasi dengan larutan standar primer (Tidak diketahui melalui perhitungan).

Syarat-syarat Titrasi :
1. Reaksi harus kuantitatif
2. Reaksi harus berlangsung secara cepat
3. Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping
4. Harus ada indikator
5. Pada titik ekuivalen, reaksi harus diketahui titik akhir titrasi dengan tajam (Jelas perubahannya)

Indikator adalah Zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir atau nantinya akan ada perubahan warna pada larutan apabila ada kelebihan titrant.

Titik Ekuivalen adalah Titik dimana titrasi akan mencapai setara secara stoikiometri.
Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator. 

"Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen tergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator"
1. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi akan sama dengan titik ekuivalen.
2. Jika pH perubahan warna indikator setelah penambahan larutan zat peniter sedikit berlebih, maka titik akhir titrasi akan berbeda dengan titik ekuivalen.

Berdasarkan jenis reaksinya, titrasi terbagi menjadi :
1. Titrasi asam-basa
2. Titrasi pengendapan
3. Titrasi pembentukan kompleks
4. Titrasi oksidasi-reduksi

Titrasi Balik digunakan ketika reaksi analit dan titrer berjalan lambat atau apabila tidak ada indikator yang cocok.

Intisari :
Titrasi termasuk dalam analisis kuantitatif yaitu penentuan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar