Apa ya titrasi redoks ?
Sebelum menuju pengertian
titrasi redoks, terlebih dahulu kita harus memahami tentang reaksi reduksi dan
reaksi oksidasi.
Jadi apa ya perbedaan reaksi reduksi
dengan reaksi oksidasi ?
Reaksi Reduksi :
· Penurunan
bilangan oksidasi
· Penambahan
elektron
Reaksi Oksidasi :
· Kenaikan
bilangan oksidasi
· Pelepasan
elektron
Reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks adalah
reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi
redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah
elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara untuk menyetarakan
persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah
reaksi (metode ion elektron). Jika suatu logam dimasukkan ke dalam
larutan yang mengandung ion logam lain, ada kemungkinan terjadi reaksi redoks,
misalnya:
Ni(s)
+ Cu2+(l) → Ni2++ Cu(s)
Artinya
logam Ni dioksidasi menjadi Ni 2+
Cu 2+ direduksi menjadi logam Cu
Pada reaksi redoks ini yang
terjadi adalah reaksi antara senyawa atau ion yang bersifat oksidator sebagai
analit dengan senyawa atau ion yang bersifat reduktor sebagai titran, begitu
pula sebaliknya. Berdasarkan larutan
baku yang digunakan, titrasi oksidasi-reduksi dibagi atas :
1. Oksidimetri, adalah metode titrasi redoks dimana larutan
baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator. Yang termasuk titrasi
oksidimetri adalah :
a.
Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4
b.
Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7
c.
Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2 ; Ce(NH4)2SO4
d.
Iodimetri, larutan bakunya : I2
2. Reduksimetri, adalah metode titrasi redoks dimana larutan
baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor. Yang termasuk titrasi
reduksimetri adalah Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3
. 5H2O
Titrasi redoks melibatkan
reaksi oksidasi dan reduksi antara titrant dan analit. Titrasi redoks banyak
dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai
oksidator atau reduktor. Aplikasi dalam bidang industri misalnya penentuan
sulfite dalam minuman anggur dengan menggunakan iodine, atau penentuan kadar
alkohol dengan menggunakan kalium dikromat.
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat
dilakukan dengan membuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume
titrant, atau dapat juga menggunakan indikator. Dengan memandang
tingkat kemudahan dan efisiensi maka titrasi redoks dengan indikator sering
kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks menggunakan warna titrant
sebagai indikator contohnya penentuan oksalat dengan permanganate, atau
penentuan alkohol dengan kalium dikromat.
Beberapa
titrasi redoks menggunakan amilum sebagai indikator, khususnya titrasi redoks
yang melibatkan iodine. Indikator yang lain yang bersifat reduktor/oksidator
lemah juga sering dipakai untuk titrasi redoks jika kedua indikator diatas
tidak dapat diaplikasikan, misalnya ferroin, metilen, blue, dan nitroferoin.
Macam-macam titrasi redoks :
· Permanganometri
· Iodin :
iodimetri, iodometri, iodatometri
· Brom :
bromometri, bromatometri
· Cerimetri
· Dikromatometri
· Nitrimetri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar